Bahasa Indonesia
Di kuartal 4 untuk pelajaran BI kami membuat artikel tentang pahlawan-pahlawan Indonesia. Artikel tersebut diisi dengan perjuangan-perjuangan pahlawan-pahlawan yang saya pilih terhadap bangsa Indonesia.
Dua Artikel
- Pahlawan Nasional: Ki Hajar Dewantara "Bapak Pendidikan"
- Pahlawan versi Kick Andy: Andi Rabiah "Suster Apung"
Dua Artikel
- Pahlawan Nasional: Ki Hajar Dewantara "Bapak Pendidikan"
- Pahlawan versi Kick Andy: Andi Rabiah "Suster Apung"
Pahlawan Nasional: Ki Hajar Dewantara "Bapak Pendidikan"
Pejuang Pendidikan Bangsa
Sentul City, Kehidupan Ki Hajar Dewantara sebagai pahlawan pendidikan bangsa kita. Perjuangan yang gigih pada masa lalu yang menghasilkan bangsa yang terlepas dari kebodohan.
Seorang tokoh pejuang Pendidikan yang berjasa bagi bangsa Indonesia. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeyarningrat. Ketika beliau genap berusia 40 tahun, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanannya. Hal ini beliau lakukan, agar bebas dekat dengan rakyat dan dapat memiliki pengaruh positif pada masa penjajahan Belanda saat itu. Berdasarkan kehidupan sejarah beliau, tercatat bahwa beliau tamat Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian sempat melanjutkan studinya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Pada masa itu beliau tidak dapat menamatkan sekolah di STOVIA karena sakit. Meskipun seperti itu, dikatakan bahwa ilmu yang didapatkan memampukan beliau bekerja sebagai wartawan muda. Selain itu, beliau juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.
Pengaruh yang diberikan sangat luar biasa dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan terhadap anak-anak muda Indonesia saat itu dan juga sampai masa kini. Beliau mendirikan taman siswa karena kerinduannya yang besar untuk membangkitkan anak-anak muda Indonesia peduli akan pendidikan dan terbebas dari kebodohan selama ini. Dari hasil guratan tangannya tertera kemerdekaan dalam dunia pendidikan memiliki tiga sifat: berdiri sendiri, tidak tergantung dengan orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri. Ketiga hal ini yang berarti upaya dalam mendidik murid-murid berperasaan, berpikiran dan bekerja demi pencapaian tujuan dan hak mengatur diri sendiri bersama dengan tertib dan damai dan bertumbuh menurut kodrat.
Berdasarkan dari banyak tulisan karya beliau, salah satunya adalah sindiran terhadap Belanda melalui surat kabar. Hal ini menujukan keberanianya yang membuat Belanda sangat marah. Contoh tulisannya yang sangat menyindir Belanda adalah “Seandainya aku seorang Belanda” (judul asli: Als iks eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar. Hal ini bertujuan memproteskan pemerintah Belanda dalam menggalang dana untuk perayaan kemerdakaan Belanda.
Dari aksi-aksi yang beliau kerjakan dan tulisan-tulisan yang menyingung Belanda membuat pihak Belanda melakukan tindakan yang sangat keras. Gubenur Jenderal Idenburg memerintahkan untuk mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Pulau Bangka dengan tidak melalui proses pengadilan. Ini sangat tidak adil bagi Ki Hajar Dewantara. Pada saat itu juga, Dr. Douwer Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo mendapat pengasingan bersama Ki Hajar Dewantara. Mereka memohon untuk dialihkan ke negeri Belanda beserta Ki Hajar Dewantara juga. Akhirnya pihak Belanda menyetujui permohonan mereka. Kesempatan dalam pengasingan di Belanda beliau gunakan untuk merperdalam masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga beliau dapat memperoleh sertifikat europhiscee. Ia tidak menyerah untuk terus belajar dan memanfaatkan kesempatannya untuk mendapatkan ilmu di Belanda. Kemauan beliau untuk belajar mencerahkan masa depan bangsa Indonesia.
“Bukan saya condong ke dulang, saya tak mau condong ke desa. Biar saya berputih tulang, saya tak mau berputih mata (orang berpergian kenegara seberang, pada akhirnya kembali juga ke asalnya). Peribahasa ini serupa dengan Ki Hajar Dewantara, tetapi dengan alasan dipulangkan kembali karena masa pengasingan telah selesai. Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantara terus mencurahkan tenaga dan pikiran serta perhatian pada bidang pendidikan Indonesia. Hal ini beliau lakukan agar bangsa Indonesia dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau merindukan suatu bangsa yang memiliki kesadaran sebagai bangsa yang berhak hidup dalam kemerdekaan.
Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia terus maju. Semboyan itu adalah tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan in ngarsa sung talada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang benar). Semboyan sebagai dorongan kepada bangsa Indonesia harus memiliki pemikiran yang cemerlang dan cerdas serta berperasaan.
Tak dapat dibayangkan apabila tidak ada seorang tokoh seperti Ki Hajar Dewantara. Bangsa kita tidak akan pernah memiliki sesuatu pemikiran yang cemerlang. Bangsa kita akan tetap bodoh dan pemerintah Belanda akan terus memperlakukan kita sebagai budak mereka. Kemerdekaan akhirnya dicapai dan Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan, beliau juga di anugerahi gelar pahlawan Indonesia dan diberi nama julukan “Bapak Pendidikan” atas perjuangannya demi kemajuan pendidikan Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa beliau, tanggal lahir beliau setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Sejarah beliau atas pemikiran-pemikiran yang sangat cemerlang merubah kehidupan pendidikan pada bangsa Indonesia sampai saat ini. (JP)
Sentul City, Kehidupan Ki Hajar Dewantara sebagai pahlawan pendidikan bangsa kita. Perjuangan yang gigih pada masa lalu yang menghasilkan bangsa yang terlepas dari kebodohan.
Seorang tokoh pejuang Pendidikan yang berjasa bagi bangsa Indonesia. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara yang terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeyarningrat. Ketika beliau genap berusia 40 tahun, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanannya. Hal ini beliau lakukan, agar bebas dekat dengan rakyat dan dapat memiliki pengaruh positif pada masa penjajahan Belanda saat itu. Berdasarkan kehidupan sejarah beliau, tercatat bahwa beliau tamat Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian sempat melanjutkan studinya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Pada masa itu beliau tidak dapat menamatkan sekolah di STOVIA karena sakit. Meskipun seperti itu, dikatakan bahwa ilmu yang didapatkan memampukan beliau bekerja sebagai wartawan muda. Selain itu, beliau juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.
Pengaruh yang diberikan sangat luar biasa dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan terhadap anak-anak muda Indonesia saat itu dan juga sampai masa kini. Beliau mendirikan taman siswa karena kerinduannya yang besar untuk membangkitkan anak-anak muda Indonesia peduli akan pendidikan dan terbebas dari kebodohan selama ini. Dari hasil guratan tangannya tertera kemerdekaan dalam dunia pendidikan memiliki tiga sifat: berdiri sendiri, tidak tergantung dengan orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri. Ketiga hal ini yang berarti upaya dalam mendidik murid-murid berperasaan, berpikiran dan bekerja demi pencapaian tujuan dan hak mengatur diri sendiri bersama dengan tertib dan damai dan bertumbuh menurut kodrat.
Berdasarkan dari banyak tulisan karya beliau, salah satunya adalah sindiran terhadap Belanda melalui surat kabar. Hal ini menujukan keberanianya yang membuat Belanda sangat marah. Contoh tulisannya yang sangat menyindir Belanda adalah “Seandainya aku seorang Belanda” (judul asli: Als iks eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar. Hal ini bertujuan memproteskan pemerintah Belanda dalam menggalang dana untuk perayaan kemerdakaan Belanda.
Dari aksi-aksi yang beliau kerjakan dan tulisan-tulisan yang menyingung Belanda membuat pihak Belanda melakukan tindakan yang sangat keras. Gubenur Jenderal Idenburg memerintahkan untuk mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Pulau Bangka dengan tidak melalui proses pengadilan. Ini sangat tidak adil bagi Ki Hajar Dewantara. Pada saat itu juga, Dr. Douwer Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo mendapat pengasingan bersama Ki Hajar Dewantara. Mereka memohon untuk dialihkan ke negeri Belanda beserta Ki Hajar Dewantara juga. Akhirnya pihak Belanda menyetujui permohonan mereka. Kesempatan dalam pengasingan di Belanda beliau gunakan untuk merperdalam masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga beliau dapat memperoleh sertifikat europhiscee. Ia tidak menyerah untuk terus belajar dan memanfaatkan kesempatannya untuk mendapatkan ilmu di Belanda. Kemauan beliau untuk belajar mencerahkan masa depan bangsa Indonesia.
“Bukan saya condong ke dulang, saya tak mau condong ke desa. Biar saya berputih tulang, saya tak mau berputih mata (orang berpergian kenegara seberang, pada akhirnya kembali juga ke asalnya). Peribahasa ini serupa dengan Ki Hajar Dewantara, tetapi dengan alasan dipulangkan kembali karena masa pengasingan telah selesai. Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantara terus mencurahkan tenaga dan pikiran serta perhatian pada bidang pendidikan Indonesia. Hal ini beliau lakukan agar bangsa Indonesia dapat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau merindukan suatu bangsa yang memiliki kesadaran sebagai bangsa yang berhak hidup dalam kemerdekaan.
Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia terus maju. Semboyan itu adalah tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan in ngarsa sung talada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang benar). Semboyan sebagai dorongan kepada bangsa Indonesia harus memiliki pemikiran yang cemerlang dan cerdas serta berperasaan.
Tak dapat dibayangkan apabila tidak ada seorang tokoh seperti Ki Hajar Dewantara. Bangsa kita tidak akan pernah memiliki sesuatu pemikiran yang cemerlang. Bangsa kita akan tetap bodoh dan pemerintah Belanda akan terus memperlakukan kita sebagai budak mereka. Kemerdekaan akhirnya dicapai dan Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan, beliau juga di anugerahi gelar pahlawan Indonesia dan diberi nama julukan “Bapak Pendidikan” atas perjuangannya demi kemajuan pendidikan Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa beliau, tanggal lahir beliau setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Sejarah beliau atas pemikiran-pemikiran yang sangat cemerlang merubah kehidupan pendidikan pada bangsa Indonesia sampai saat ini. (JP)
Pahlawan versi Kick Andy: Andi Rabiah "Suster Apung"
Peduli kemanusiaan di pulau terpencil
Sentul City, Kepahlwan Andi Rabiah menolong masyarakat-masyarakat di perairan Flores. Dengan kepeduliannya kepada kemanusiaan, Andi Rabiah berusaha terus untuk mengobati dan memenuhi kebutuhan masyarakat-masyarakat yang lebih membutuhkan.
Andi Rabiah, seorang pahlawan kesehatan bagi penduduk di pulau-pulau kecil perairan Flores. Beliau lahir pada 29 Juni 1957 di Sigeri, kepulauan Pangkep. Sarana kesehatan di daerah terpencil umumnya tidak memadai namum, perjuangan dan ketulusan dari beliau menerima tugas untuk ditempatkan di daerah terpencil sangat berarti bagi masyarakat setempat.
Banyak kisah yang ditemukan dari kehidupanya. Tantangan demi tantangan dialaminya dalam menjalankan tugas sebagai seorang suster. Beliau pernah mengalami kecelakaan ketika 8 bulan pertama tugasnya sebagai suster. Saat itu kapal yang ditumpangi hancur dihajar oleh badai. Namun hal itu tidak menyurutkannya melakukan misi kemanusiaan. “Hidup enggan mati tak mau” ( kehidupan seseorang yang penuh dengan penderitaan). Peribahasa ini sesuai dengan kisah Andi Rabiah dengan penderitaan yang dialaminya. Kita yang melihat hanya terharu dan sedih, lain hal dengan orang yang mengalaminya pasti lebih menderita . Setelah beliau selamat dari kecelakaan itu, diketahui beliau tetap bersemangat melayani orang sakit di daerah itu dan sekitarnya.
Kepercayaan masyarakat setempat kepada dukun dalam pengobatan lebih besar dibandingkan kepercayaan kepada dokter. Sering kali suster Rabiah ditolak mentah-mentah untuk mengobati masyarakat di daerah itu. Suster Rabiah seoarang yang tangguh. Beliau tidak menyerah dan terus memperkenalkan diri akan tugas dan fungsinya sebagai tenaga medis. Ternyata, lambat laun masyarakat dapat menerima pengobatan yang diberikan Suster Rabiah.
Meskipun Andi Rabiah hanya seorang suster tetapi beliau tidak segan-segan menangani pekerjaan dokter. Berdasarkan catatan kisahnya, pernah satu kali beliau memberikan cairan yang kadaluarsa kepada pasien karena tidak ada stok cairan infus lagi. Pada saat itu beliau hanya meminta pertolongan Tuhan agar pasien tidak mengalami hal yang buruk dan bisa terselamatkan. Tak dapat dibayangkan, hanya untuk membeli obat-obatan beliau menempuh perjalan laut ke pulau lain selama berjam-jam. Hal ini beliau lakukan karena alasan kemanusiaan yang sangat besar kepada masyarakat terpencil yang lebih membutuhkan.
Beliau menangani kasus demi kasus yang diderita oleh masyarakat. Beliau menyembuhkan pasien penyakit TBC, diare, malaria, tifus, penyakit kulit, bayi yang mengalami gisi buruk, orang yang sekarat menjelang saja, ibu melahirkan, dan banyak penyakit lainnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan obat yang diperlukan, terkadang beliau harus mengarungi lautan dengan perahu tanpa kabin seharian menuju pulau lain pada malam hari.
Diketahui, beliau mendapat gaji Rp.1.700.000 per bulan dan menghidupi ke empat orang anaknya seorang diri, karena suaminya telah meninggal. Banyak suka duka yang telah dialami oleh beliau. Beliau adalah pejuang kemanusiaan yang memiliki dedikasi yang sangat luar biasa terhadap masyarakat. Pengabdiannya pada masyarakat di sekitar Pulau Flores mendapat perhatian dari wakil presiden Jusuf kalla. Beliau mendapatkan sumbangan untuk membeli kapal. Cita-cita Andi Rabiah tercapai sebagai seorang suster yang dapat menolong masyarakat yang lebih membutuhkan.
Pengabdian Andi Rabiah terhadap kemanusiaan patut jadi teladan untuk generasi muda pada masa kini. Biarlah orang- orang muda tidak memilih tempat tugas hanya di kota, tetapi bersedia menolong masyarakat yang lebih membutuhkan di daerah yang susah terjangkau. Semangat beliau dan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kecil adalah satu jasa yang layak mejadi panutan bagi generasi selanjutnya. (JP)
Refleksi
Untuk nilai artikel yang saya sudah buat, saya telah menghasilkan nilai yang memuaskan dan saya bangga dapat melakukan hal tersebut karena telah memberikan banyak usaha terhadap pekerjaan ini. Bahkan saya hampir mendapatkan nilai sempurna, namun hanya ada kesalahan kecil dalam tatabahasa. Tetapi sudah cukup memuaskan
IB learner profile yang cocok untuk pelajaran ini ada reflective. Karena saya selalu mengreflect ketika artikel saya ketika nilainya masih tidak memuaskan. Maka saya memikirkan kembali kesalahan yang saya telah buat dan memberikan perbaikan agar dapat nilai yang lebih memuaskan
IB learner profile yang cocok untuk pelajaran ini ada reflective. Karena saya selalu mengreflect ketika artikel saya ketika nilainya masih tidak memuaskan. Maka saya memikirkan kembali kesalahan yang saya telah buat dan memberikan perbaikan agar dapat nilai yang lebih memuaskan