Bhs Indonesia
In this subject we read a book called 'Anak Perawan Disarang Penyamun' it's a book made by Sultan Alisjahbana. Lalu bikin Karangan Argumentasi setelah selesai membacanya
Karangan Argumentasi
Jakobus Geral Pantouw
Yuda Putri
Bahasa Indonesia
2 December 2011
Pertobatan Medasing
Mengapa Medasing, seorang penyamun yang kejam-keji dapat bertobat? Karena ada
satu kerinduan yang tersimpan didalam dirinya untuk melakukan hal yang baik dan oleh
karena sikap seorang gadis yang menolongnya. Berdasarkan hal tersebut, akhirnya penyamun
yang kejam menjadi seorang Haji yang soleh yang penuh kasih. Pertobatan yang sangat luar
biasa yang mungkin jarang terjadi pada masa itu. Hal ini dibuktikan dari sikap-sikap yang
Medasing miliki hingga ia bertobat. Kesadaran, kemauan dan kasih yang dimiliki Medasing
yang membuka jalan kepada pertobatanya. Sikap dan nilai-nilai yang baik yang dimiliki
Medasing menuntun dia kepada pertobatan menjadi seorang Haji yang soleh. Kejadian
malapateka yang terjadi terhadap kelompok penyamun yang dipimpinnya dan ketidak
beruntungan membuat dia menyerah.
Kesadaran Medasing yang berangsur-angsur menuju pertobatan, ketika dia
tidak berdaya dengan kondisi tubuhnya yang sakit dan persediaan makanan yang telah
habis. Seorang wanita yang juga dengan kesabaran dan ketekunan merawatnya serta
membebaskan Medasing dari hutan. Kesadaran Medasing dibuktikan pada kutipan berikut
ini, “Jauh didalam hatinya menyayat dan membakar keinsyafan akan dosa yang tak ada
bandingannya!” (Alisjahbana, 97). Kutipan tersebut membuktikan kesadaran Medasing atas
dosa-dosanya yang telah ia lakukan selama ini. Medasing sadar akan perbuatannya dan dia
dapat merasakan kepedihan yang terjadi pada seorang gadis yang dibuatnya sengsara. Inilah
akibat perampokan yang dia lakukan dahulu setelah seorang gadis tersebut menolongya.
Pantouw 2
Hari demi hari perasaan bersalah menyelimutinya dan menusuk hingga ketulang-tulang
sumsumnya, sehingga membangkitkan hasrat yang sangat besar untuk merubah dan
menempuh hidup dengan jalan yang benar di mata Tuhan. Dengan kesadaran Medasing,
terlihat adanya kemauan yang besar pula yang membuat dia mencoba untuk hidup benar
ditengah masyarakat. Dia bersikap baik dan peduli kepada orang disekitarnya dan menolong
mereka yang memerlukan bantuanya. Dia dikenal sebagai orang yang murah hati. Setelah dia
berkeluarga, akhirnya dia memutuskan menjadi seorang haji.
Kemauan Medasing menghantar dia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik
dan pada jalur yang benar. Terlihat pada kutipan berikut ini “Kisah hidup tak tentu arah,
membuang waktu dengan sia-sia. Kegagalan hidup dan penyesalan membawaku kepada
pertanyaan apa arti hidup ini... Hidup hanya sekali, berikan makna setiap jalanmu dan tempuh
hidup yang benar di mata Allah.” (Mariam, 35, www.blognovelindo.com). Kutipan diatas
mencerminkan kehidupan Medasing yang memiliki kemauan bertobat dan merindukan
kehidupan yang lebih bermakna. Hasrat yang besar dan kemauan yang dimiliki menghantar
dia kejenjang hidup yang lebih baik.
Kasih yang bangkit dari dalam diri Medasing menuntun kepada pertobatannya, tak
lepas juga dari ketekunan dan kesabaran yang diberikan oleh Sayu. Hal ini bisa digambarkan
pada kutipan, “Dan ketaatan akan ibadat, sifat pengasih dan pemurah dan budi yang halus,
yang meninggikan derajat di tengah manusia menetapkan tempat yang terpilih di akhirat
yang esa, sekaliannya Sayulah yang membangkitkan di dalam jiwanya” (Alisjahbana, 107).
Kasih yang dimiliki Medasing dan yang dia bagikan seumpama hujan ditengah kegersangan
yang menyegarkan pepohonan, rumah, jalanan yang penuh dengan debu mejadi tempat
yang indah dan sehat. Kasih yang lemah lembut, sabar, murah hati, dan peduli tersurat
pada perjalanan menuju pertobatanya. Suatu hal yang sangat disyukuri adalah ada seorang
wanita yang baik hati dan juga Medasing yang ingin menyambut hal yang baik didalam
Pantouw 3
kehidupannya. Kasih yang dimiliki Medasing yang menuntunnya kepada pertobatan, terlihat
lebih jelas dengan seiring waktu berjalan.
Bedasarkan hal tersebut, dapat dimengerti bahwa kesadaran, kemauan, dan kasih yang
dimiliki Medasing mampu membuat ia bertobat dan menjadi Haji yang soleh dengan penuh
kasih dan kepedulian terhadap orang sekitarnya. Kesadaran Medasing dengan keinginan
bertobat hari demi hari seperti mengumpulkan serbuk salju yang bergulung – gulung menjadi
bola salju yang besar. Tak henti- hentinya dia dihantui akan masa lalunya yang begitu buruk.
Oleh karena itu terciptalah satu pertobatan yang sangat luar biasa. Kemauan Medasing pada
dasarnya dituntun oleh perbuatan buruk masa lalu yang terbayang terus. Perbuatan yang
dilakukannya kepada keluarga Haji Sahak. Dia melihat sedihnya Nyi Haji Andun ibu dari
wanita yang menolongnya telah meninggal dunia dan kemauan bangkit pada diri Medasing
memimpinnya kepada kehidupan menjadi Haji yang soleh. Kasih Medasing tak lepas juga
dihasilkan dari kesabaran Sayu hingga Medasing bertobat dan meninggikan derajatnya
ditengah manusia. Kesadaran, kemauan, dan kasih dapat menuntun seseorang kepada jalan
kehidupan yang lebih baik.
Pantouw 4
Referensi
Alisjahbana, Sutan Takdir. Anak Perawan Disarang Penyamun
Safitri, Mariam, Pengalaman Hidup. www.blognovelindo.com/Mariam. Januari 21 2005.
Web. November 18 2011